Jumat, 01 November 2013

TARI BONDAN


    Tari Bondan
 Tari ini dibagi menjadi :
a.       Bondan Cindogo
b.      Bondan Mardisiwi
c.       Bondan Pegunungan/Tani.
Tari Bondan Cindogo dan Mardisiwi merupakan tari gembira, mengungkapkan rasa kasih sayang kepada putranya yang baru lahir. Tapi Bondan Cindogo satu-satunya anak yang ditimang-timang akhirnya meninggal dunia. Sedang pada Bondan Mardisiwi tidak, serta perlengakapan tarinya sering tanpa menggunakan kendhi seperti pada Bondan Cindogo. Ciri pakaiannya :
  1. Memakai kain Wiron
  2. Memakai Jamang
  3. Memakai baju kotang
  4. Menggendong boneka, memanggul payung
  5. Membawa kendhi (dahulu), sekarang jarang.
Untuk gendhing iringannya Ayak-ayakan diteruskan Ladrang Ginonjing. Tapi sekarang ini menurut kemampuan guru/pelatih tarinya.
Bondan Pegunungan, melukiskan tingkah laku putri asal pegunungan yang sedang asyik menggarap ladang, sawah, tegal pertanian. Dulu hanya diiringi lagu-lagu dolanan tapi sekarang diiringi gendhing-gendhing lengkap. Ciri pakaiannya :
  1. Mengenakan pakaian seperti gadis desa, menggendong tenggok, memakai caping dan membawa alat pertanian.
  2. Di bagian dalam sudah mengenakan pakaian seperti Bondan biasa, hanya tidak memakai jamang tetapi memakai sanggul/gelungan. Kecuali jika memakai jamang maka klat bahu, sumping, sampur, dll sebelum dipakai dimasukkan tenggok.
Bentuk tarian dari jenis ini adalah pertama melukiskan kehidupan petani kemudian pakaian bagian luar yang menggambarkan gadis pegunungan dilepas satu demi satu dengan membelakangi penonton. Selanjutnya menari seperti gerak tari Bondan Cindogo / Mardisiwi.
          Adapun tari Gambyong, tari Beksan Wireng, tari Bondan, dan tari Pethilan merupakan tari yang berasal dari gubahan tari Bedhaya dan Srimpi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar